Budaya Bayan Mulai Terkikis Perkembangan Zaman
Bayan KLU, Bayan adalah satu-satunya daerah yang masih kuat budaya dan tata adatnya jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada di sekitar pulau Lombok, hanya saja untuk kedepannya budaya dan tata adat yang berlaku atas kesepakatan komunal masyarakat adat Bayan terancam mengalami pengikisan sdikit demi sedikit
Mengenai hal ini Raden Driawali(52) Kiyai adat Sukadana mengatakan, sekarang sudah terlihat banyak perubahan dalam tatanan adat budaya Bayan, misalkan saja pada cara perkawinan, sekarang sudah banyak masyarakat Bayan yang tidak melaksanakannya secara adat karena adanya pengaruh budaya luar.
“Demikian juga pada pelaksanaan khitanan, masyarakat lebih memilih mengkhitan anaknya dengan cara dan peralatan moderen dari pada mereka melaksanakannya dengan cara dan menggunakan alat yang tradisional pula”. Ungkapnya.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh H. Amir (tokoh adat-Loloan), ia mengatakan bahwa budaya bayan adalah budaya yang sangat arif dan diakui keasliannya oleh orang luar, bahkan Bayan dengan segala keunikannya sudah menghantar beberapa orang peneliti dari Luar Negri untuk mencapai gelar Doktor, begitupula dengan para peneliti dari berbagai daerah di Indonesia.
Tapi akankah budaya Bayan ini akan terkikis oleh perjalanan zaman ?. Menjawab pertanyaan ini, H. Amir mengatakan, sekarang sudah banyak perubahan yang terlihat misalnya dalam bidang pelaksanaan pola hidup dan bentuk arsitektur rumah, sekarang lebih banyak masyarakat membuat Bale Batu (rumah poermanen) dari pada Bale Mengina (rumah adat-re) bahkan di Segenter yang terkenal dengan Bale Adatnya kini sudah banyak masyarakatnya yang membuat rumah permanen, ini berarti bahwa budaya Bayan sudah mulai melemah karena perkembangan zaman, tegas H. Amir. pada Primadona, ketika ditemui di kediamannya di desa Loloan, beberapa waktu lalu.
Menurut seorang pemuda Bayan yang enggan disebut identitasnya, Bayan adalah lahan penelitian budaya dan sejarah dan dikenal oleh banyak orang sebagai kota adat dengan segenap prosesi adat luir gama dan adat gamanya, tata kehidupan, dan komunitas adatnya yang senantiasa patuh pada aturan-aturan adat.
“Hanya saja kami sebagai generasi muda yang asli dari Bayan terus terang saja kurang faham akan nilai-nilai apa yang terkndung dalam prosesi adat yang kami laksanakan”,katanya.
Hal ini disebabkan, lanjut pemuda ini oleh golongan tua yang hanya menyuruh kami berbuat sesuai aturan adat tapi mereka tidak pernah memberikan kami makna dari semuanya itu. Oleh karena itulah kami sebagai generasi muda tidak begitu faham terhadap sejarah budaya Bayan sebab ketika kami bertanya tentang hal-hal yang agak mendalam selalu saja jawabannya “pemalik”.
“Dari permasalahan inilah sehingga sebagian besar generasi muda Bayan kurang aktif dalam pelaksanaan dan perlindungan adat. Sekarang sudah banyak perubahan dalam segala aspek budaya Bayan, penyebabnya adalah kurang pahamnya generasi muda Bayan terhadap makna adat dan simpang siurnya pendapat yang berkembang tentang sejarah budaya Bayan”, ungkap pemuda yang banyak tau tentang budaya Bayan itu dengan lugas.
Sementara Candi(37) memandang dari sudut yang berbeda “terkikisnya budaya dan tata adat Bayan saat ini disebabkan oleh tersudutnya masyarakat asli oleh para pendatang dan bermunculannya ponpes di Kec. Bayan serta pengaruh modernisasi.
Untuk mempertahankan predikat Bayan sebagai kota Adat maka diperlukan partisipasi dari masyarakat dan pemerintah untuk menjaga dan mensosialisasikannya. Masyarakat menjaga dengan tetap melaksanakan adat dan pemerintah mendukung dengan menulis dan membukukan tentang adat Bayan supaya generasi berikutnya tidak kehilangan jejak sejarah budaya nenek moyangnya. “Untuk itu kita juga memerlukan pemerintah yang berasal dari golongan adat dan mau membangun adat”, pungkasnya.
Belum ada komentar.
-
Recent
- Pembangunan Posyandu Sudah Rampung
- Mamfaat ASI Bagi Bayi
- Budayawam dan Tokoh Adat Minta Rumah Dinas Bupati Digusur
- Isi Email Prita Mulyasari
- Kearifan Tradisional diKaki Rinjani
- Lotim Kekurangan Air Bersih
- Welcome to : Emy’s cafe & Gues House
- Perampokan Kembali Marak di KLU
- Cinta: Keindahan dan Perjuangan
- Tata Cara Pelaksanaan Khitanan Pada Komunitas Adat “Wetu Telu” Dusun Semokan
- M. Ramdhani Hidayat: Kecil, Mungil Dan Lincah
- Menelusuri Mitos Bibi Cili Dan Patung Budha di Bayan
-
Tautan
Tinggalkan Balasan